Nama :
Dian Junaidi
NPM :
21210963
Kelas : 4EB19
Dalam merancang akuntansi yang akan diterapkan dalam suatu
lingkungan ekonomik tertentu, perlu ditentukan struktur atau rerangka akuntansi
pokok yang menghasilkan statemen keuangan dasar. Rerangka akuntansi pokok akan
menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam statemen keuangan
dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi dalam pelaporan
keuangan. Informasi tambahan atau pelengkap merupakan bagian dari usaha untuk
mencapai tujuan pelaporan keuangan. Informasi pelengkap akan menambah
keberpautan informasi akuntansi sementara kualitas objektivitas dan keterujian
masih tetap terjaga dalam statemen keuangan dasar.
Berbagai usulan akuntansi untuk memperbaiki kelemahan
akuntansi berbasis kos dapat diadopsi oleh rerangka akuntansi pokok tanpa harus
mengganti struktur akuntansinya. Akuntansi perubahan harga merupakan bagian
dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan penyajian informasi keuangan.
Kalau konsep pemrosesan data dapat dipisahkan dengan proses pelaporan data maka
akuntansi perubahan harga tidak perlu mengganti rerangka akuntansi pokok. Paton
dan Littleton menyatakan bahwa informasi perubahan harga akan berkurang
manfaatnya atau maknanya atau bahkan tidak bermanfaat samasekali tanpa disertai
dengan informasi atas dasar kos historis. Perubahan harga adalah perbedaan
jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk membeli barang atau jasa yang sama
pada waktu yang berbeda. Rerangka akuntansi pokok didasarkan pada asumsi bahwa
daya beli uang stabil sepanjang masa. Kos dianggap merepresentasi nilai. Dalam
keadaan terjadi perubahan harga, kos historis dipertahankan karena alasan
keterandalan (keobjektifan pengukuran dan keterujian data). Dalam kondisi
perubahan harga sangat mencolok, keberpautan informasi dengan keputusan menjadi
berkurang, Agar kualitas keterandalan (reliabilitas) dan keberpautan.
(relevansi) dapat dicapai, rerangka akuntansi pokok harus dilengkapi dengan
informasi perubahan harga untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap laba dan
posisi keuangan.
Perubahan harga menimbulkan masalah
bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan kapital.
Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur
nilai pos pada suatu saat. Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan
daya beli akibat perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan capital
berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus
ditentukan jenisnya; financial atau fisis.
Berkaitan dengan perubahan harga, pos-pos statemen keuangan
dapat dikategori menjadi pos moneter dan nonmoneter. Pos-pos moneter berkaitan
dengan masalah untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter
berkaitan dengan untung atau rugi penahanan. Perubahan harga terdiri atas
perubahan harga umum, spesifik, dan relatif. Perubahan harga umum mencerminkan
perubahan nilai tukar atau daya beli uang. Perubahan harga spesifik
mencerminkan perubahan karakteristik barang tertentu akibat, teknologi atau
selera terhadap barang. Perubahan harga, relatif mencerminkan perubahan harga
spesifik setelah pengaruh perubahan harga umum diperhitungkan. Perubahan harga
tersebut mempunyai implikasi yang berbeda terhadap akuntansi kos historis.
Perubahan harga umum dapat menimbulkan untung atau rugi daya
beli yang tidak tampak dalam akuntansi kos historis. Perubahan harga spesifik
menimbulkan untung atau rugi penahanan yang melekat pada laba kos historis.
Untung atau rugi daya beli merupakan informasi untuk membantu pemakai dalam
menentukan laba ekonomik. Untung atau rugi penahanan merupakan informasi untuk
membantu pemakai dalam menilai kinerja perusahaan dan manajemen yang
sesungguhnya. Laba dapat dipisahkan antara yang dihasilkan oleh kegiatan
operasi dan oleh semata-mata kegiatan penahanan aset. Secara umum, masalah
penilaian diatasi dengan akuntansi kos sekarang dengan berbagai variasinya.
Masalah unit pengukur diatasi dengan akuntansi daya beli konstan dengan
berbagai variasinya. Akuntansi kos sekarang/daya beli konstan atau akuntansi
hibrida mengatasi kedua masalah sekaligus.
Secara khusus, berbagai model akuntansi ditawarkan untuk
mengatasi masalah perubahan harga. Tiap model merupakan hasil interaksi antara
tiga faktor penentu laba dalam konteks perubahan harga yaitu dasar penilaian,
definisi kapital, dan skala pengukuran. Berkaitan dengan dasar pengukuran,
kalau kos sekarang digunakan sebagai dasar, dua perubahan akan tampak. Pertama,
laba akan terbagi menjadi dua komponen yaitu laba, akibat kegiatan operasi
perusahaan dan laba akibat kegiatan menahan kapital fisis. Kedua, untung atau
rugi yang belum terealisasi akibat penahanan aset dimasukkan dalam statemen
laba-laba. Konsep ini bertentangan dengan akuntansi kos historis yang
mendasarkan diri pada realisasi untuk mengakui pendapatan. Kalau dasar
pengukuran adalah harga jual sekarang maka laba dapat dipandang sebagai aliran
dana bersih (terealisasi maupun harapan) yang masuk dalam perusahaan akibat
perubahan harga pasar potensi jasa. Laba, bukan merupakan jumlah rupiah yang
timbul karena kegiatan menghasilkan laba (earning process). Walaupun demikian,
masih dapat juga digunakan simbol seperti pendapatan, kos barang terjual, dan
biaya untuk menunjuk aliran masuk dan keluarnya dana.
Berkaitan dengan kapital, kalau kapital dimaknai sebagai
kapital fisis, kos sekarang merupakan dasar penilaian kapital fisis tersebut.
Perubahan dalam kos sekarang karena kegiatan penahanan aset (kegiatan perubahan
harga) harus dipisahkan dari laba dan dianggap sebagai penyesuai kapital fisis
sehingga tidak menjadi komponen penentu laba. Penyesuai kapital fisis ini
merupakan jumlah rupiah untuk mempertahankan kapasitas produksi fisis akhir
perioda agar sama dengan dengan kapasitas produksi awal perioda. Kalau
pengertian kapital adalah financial, kegiatan untung atau rugi penahanan
merupakan komponen penentu laba sehingga masuk dalam statemen laba-rugi
pelengkap. Berkaitan dengan skala, kalau daya beli konstan digunakan sebagai
unit pengukuran laba, untung atau rugi daya beli akan dapat ditentukan dan
dapat dikeluarkan dari laba atas dasar kos historis atau kos sekarang. Untung
atau rugi daya beli timbul karena perusahaan menahan aktiva moneter bersih
selama perioda tertentu. Bila untung atau rugi daya beli dikeluarkan dari laba,
hasilnya adalah angka laba yang menggambarkan laba real. Dengan demikian, dapat
ditentukan berapa jumlah yang tersedia untuk dividen tanpa harus mengurangi
kapital awal secara ekonomik.
Di Amerika, standar akuntansi mula-mula mewajibkan pelaporan
pengaruh perubahan harga sebagai informasi pelengkap dengan berbagai
argumennya. Kemudian standar tersebut diganti dengan standar baru yang tidak
lagi mewajibkan (to require) tetapi tetap menganjurkan (to encourage) pelaporan
pengaruh perubahan harga dengan berbagai argumennya. Akibatnya, buku-buku teks
akuntansi keuangan menengah tidak lagi memasukkan topik akuntansi perubahan
harga. Walaupun demikian, pembahasan mengenai perubahan harga beserta teorinya
tetap penting untuk memberi wawasan yang luas dan dalam khususnya bila
perubahan harga cukup berarti atau mencolok dalam sistem perekonomian negara
tertentu termasuk Indonesia.
Sumber :
http://akuntansi-management.blogspot.com/2012/11/akuntansi-untuk-perubahan-harga.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar